JAMBI PUNYA AKSARA?

(Dokumentasi Pribadi)

Indonesia merupakan negara yang kaya, tidak hanya memilki sumber daya alam yang melimpah tetapi masih banyak kekayaan lain yang patut kita banggakan, salah satunya adalah kekayaan ragam tulisan (aksara) yang tersebar di seluruh Nusantara.

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aksara merupakan sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran. Kata aksara berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya tidak termusnahkan, itu berarti aksara merupakan sesuatu yang kekal karena aksara memiliki peran sebagai sarana untuk mendokumentasikan dan mengabadikan suatu peristiwa ke dalam bentuk tulis.

Beberapa aksara yang mungkin sering kita dengar seperti aksara Jawa Kuno atau dikenal dengan nama Hanacaraka. Aksara ini biasanya digunakan untuk naskah-naskah yang berbahasa Jawa. Ada juga Aksara Abugida atau aksara Batak, yang dulunya digunakan untuk menulis naskah-naskah dan surat-surat Batak. Tidak hanya itu, masih banyak aksara-aksara yang terdapat di Indonesia seperti aksara Bugis, aksara Rejang dari Bengkulu, aksara Kaganga dari Sunda dan Aksara Bali.

Di Provinsi Jambi, terdapat aksara kuno yaitu Aksara Incung. Aksara Incung merupakan aksara lokal asli Jambi, yang berasal dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Incung memiliki arti miring atau terpancung, dibentuk oleh garis lurus, patah terpancung  atau lancip dan melengkung. Aksara ini merupakan aksara peninggalan dari nenek moyang Kerinci Kuno. Dulunya, Aksara Incung digunakan oleh para leluhur Kerinci untuk mendokumentasikan sejarah, sastra, hukum adat, dan mantra-mantra. Bahasa yang digunakan pada naskah-naskah itu merupakan bahasa lingua franca suku Kerinci zaman dahulu. Diperkirakan masyarakat Kerinci mulai menggunakan aksara Incung pada zaman prasasti Sriwijaya pada abad ke-7 di Karang Berahi (Kabupaten Merangin).

(Oktaviani Dwi Putri)

Februari 25, 2020

Tinggalkan Balasan