Prodi Sastra Indonesia Unja Sukses Gelar Seminar Nasional Penelitian Berbasis Budaya
Mendalo, Zonalingua — Program Studi Sastra Indonesia Universitas Jambi (Unja) sukses menggelar Seminar Nasional bertajuk “Penelitian Bahasa dan Sastra Berbasis Budaya” di Gedung Rektorat lantai 3, Rabu (8/10/2025). Acara ini menjadi ruang refleksi bersama untuk meneguhkan kembali kesadaran terhadap akar budaya dalam pengembangan ilmu bahasa dan sastra.
Seminar kali ini diikuti lebih dari 200 mahasiswa dan 21 pemakalah. Koordinator Prodi Sastra Indonesia, Sovia Wulandari, S.S., M.Pd., menyampaikan, apresiasi atas antusiasme peserta dan kehadiran narasumber utama.
“Selamat datang Bu Yosi di Universitas Jambi. Semoga materi hari ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan dosen untuk melahirkan penelitian yang berakar pada budaya lokal. Baik dalam bentuk tugas akhir, karya ilmiah, maupun kompetisi akademik seperti Pimnas,” ujar Sovia, alumni Universitas Negeri Padang tersebut.
Seminar menghadirkan narasumber utama Dr. Yosi Wulandari, M.Pd., dosen Universitas Ahmad Dahlan. Yosi merupakan peneliti yang konsisten meneliti hubungan antara budaya, bahasa, dan sastra.
“Budaya bukan sekadar latar penelitian. Melainkan napas yang menghidupkan setiap analisis linguistik dan estetika sastra,” tegas alumni Doktoral Universitas Gadjah Mada itu.
Menurutnya, bahasa dan sastra tidak pernah lahir di ruang hampa. Justru meduanya selalu memantulkan nilai, pandangan hidup, dan jati diri masyarakat yang melahirkannya.
“Budaya adalah ruh penelitian bahasa dan sastra. Dengan menggali budaya, kita tidak hanya meneliti teks, tetapi juga menegakkan jati diri bangsa,” tegasnya.
Dr. Yosi juga membuka wawasan peserta tentang beragam peluang penelitian berbasis budaya. Mulai dari antropolinguistik, ekolinguistik, sosiolinguistik, sastra profetik, ekokritik, hingga feminisme Melayu. Ia mencontohkan bagaimana pantun, seloko, dan upacara adat Jambi bisa dijadikan sumber data penelitian untuk menggali nilai kearifan lokal.
Selain itu, ia mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi digital dan pendekatan lintas disiplin dalam mengembangkan kajian budaya. Tujuannya agar warisan lokal dapat dikenalkan secara luas di tingkat nasional maupun global.
“Peneliti yang mengenal budayanya, akan menulis bukan hanya dengan pena, tetapi juga dengan jiwanya,” pungkas Yosi mengutip ungkapan Goenawan Mohamad.
Kegiatan ini turut dihadiri Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama FKIP Unja, Dr. Fortunasari, S.S., M.A., yang mewakili Dekan FKIP. Turut berhadir Ketua Jurusan SESA, Dr. Irma Suryani, M.Pd., dan para dosen Sastra Indonesia. (afi/afi)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.